Baca Juga
1001 Manfaat Sehat - Bisa jadi setiap orang pernah berkata bohong bahkan sering juga dibohongi. Namu ternyata, untuk mengetahui apakah seseorang sedang mengucapkan kata-kata bohong atau tidak itu bisa dicermati melalui ekspresi wajah lho..
Banyak alasan seseorang melakukan kebohongan, mulai dari upaya menghindari perasaan tidak enak bagi dirinya, merasa lebih dihargai oranglain, atau bisa juga agar membuat orang lain merasa kagum pada kita. Ada pula jenis bohong yang banyak dikata baik atau putih yang seringkali disebut sebagai bohong demi kebaikan. Pada dasarnya, Apapun jenis kebohongannya tentu memiliki konsekuensi yang tidak baik.
Mengetahui Tanda-tandanya Orang yang Berbohong
Para ahli seperndapat bahwa, seseorang yang sedang berbohong dapat dikenali dengan cara yang mudah, yaitu melalui ekspresi wajah yang tidak disadari. Ekspresi ini digerakkan oleh otot-otot yang berada di sekitaran alis mata, bagian dahi, dan juga bagian bibir. Ketika berbohong lebih bersifat sesuatu yang emosional. Oleh sebab itu, tanda-tanda tersebut akan semakin jelas dan tampak.
Studi yang dilakukan kemudian membandingkan ekspresi wajah antara orang yang sedang berbohong dan yang berkata jujur. Saat seseorang berkata jujur, maka cenderung lebih banyak kontraksi otot di sekitaran mata dan mulut. Sementara orang yang sedang berbohong tampak lebih banyak dan jelas mengalami kontraksi otot di sekitar bagian dahi dan pipi. Dahi akan tampak jelas berkerut ketika seseorang berbicara, merupakan salah satu ciri-ciri kalau kejujurannya perlu dipertanyakan.
Walaupun demikian, ada sebagian wajah yang tampak lebih polos. Wajah ini bisa saja mengecoh orang lain yang mengira bahwa ia selalu berkata jujur, walaupun sebenarnya tidak begitu.
Wajah-wajah tak berdosa ini biasanya tampak lebih simetris antara sisi kanan dan kiri, tampak menarik dengan mata yang besar, memiliki kulit halus dan dahi lebar yang sesuai dengan bentuk dagunya, atau sering dikategorikan memiliki wajah bayi atau baby face.
Bohong dapat Meningkatkan Depresi dan Risiko Penyakit
Ternyata, kebiasaan berbohong tidak hanya memiliki akibat sosial, tapi juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan dan usia seseorang lho. Para peneliti pun sering menghubung-hubungkan antara kebiasaan berbohong dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, kecanduan judi, dan juga risiko kanker dan obesitas. Selain itu, berbohong juga ternyata dapat menurunkan kualitas hubungan dan berpengaruh pada kepuasan kerja.
Bagaimana hal itu terjadi? Ini disebabkan karena meningkatnya stres pada seseorang saat ia berbohong. Ada beban emosional dan fisik yang dirasakan seorang pembohong sangat tinggi. Apalagi, sekali berbohong seringkali harus diikuti dengan kebohongan-kebohongan berikutnya sebagai alasan pembenaran.
Sebuah studi lain meng-aminkan hal ini. Disebutkan bahwa seseorang yang berusaha berkata jujur, memiliki hubungan yang lebih baik dan semakin sedikit mengalami gangguan kesehatan. Rupanya, perbaikan dalam hubungan dapat meningkatkan kondisi kesehatan.
Berhati-hati pula berbohong jika Anda memiliki anak, sebab seorang peneliti meyakini, anak belajar hal tersebut dari orang tuanya. Ketika anak mendengar orang tua berbohong, maka ia akan menganggap hal itu diperbolehkan. Waspadai jika berbohong semakin menjadi kebiasaan yang berbahaya.
Kejujuran memang tidak selalu menyenangkan, namun, mengatakan atau mendengar kebohongan justru lebih menyakitkan. Ungkapkan hal sebenarnya sambil mengupayakan kompromi. Sedapat mungkin hindari berkata bohong untuk kondisi kesehatan dan hubungan sosial yang lebih baik.
Sumber : Alodokter.com
Jenis-Jenis Penyakit Bagi Yang Suka Berbohong
4/
5
Oleh
best friend